Minggu, 26 April 2015

Sepintas tentang batu Bacan


Sejak cincin batu akik seperti batu Bacan diminati di seluruh nusantara, masyarakat di daerah Halmahera mendadak menjadi pemburu batu permata. Hampir dari berbagai macam latar belakang profesi menjadi pemburu batu permata seperti batu Bacan. Orang yang tadinya berkebun beralih profesi sehari-hari memasuki hutan, menggali tanah untuk mendapatkan batu permata seperti batu Bacan. Kebetulan kontributor infobacan tinggal di salah satu daerah di Halmahera sehingga menyaksikan langsung bagaimana fenomena batu akik ini sangat menakjubkan. Setiap hari ada saja orang membawa bongkahan batu dengan berbagais jenis untuk dipotong kemudian dijual. Selain menjadi pemburu batu permata semacam batu Bacan, sebagian orang yang memiliki cukup modal membuka usaha pemotongan dan pemolesan cincin batu akik Bacan.
Bagaimana tidak menggiurkan, jasa pemolesan batu Bacan atau pembuatan cincin batu akik Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk satu mata cincin. Bisa dibayangkan berapa omzet perharinya jika satu hari saja ada 10 orang yang memesan mata cincin akik batu Bacan. Dalam satu hari omzetnya sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) sehingga dalam satu bulan dapat meraup omzet Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah).
Sebenarnya batu Bacan yang selama ini dikenal oleh masyarakat adalah batu Bacan yang berasal dari Pulau Kasiruta dimana pulau ini terpisah dengan Pulau Halmahera. Hanya saja karena pulau Kasiruta ini terletak di wilayah pemerintahan Kabupaten Halmahera Selatan sehingga dikenal juga dengan Bacan Halmahera. Namun, mulai akhir tahun 2014 beredar informasi di masyarakat bahwa ada penemuan baru batu semacam batu Bacan di daerah Supu, Loloda, Kabupaten Halmahera Utara. Kontributor infobacan sendiri pernah bertemu langsung dengan penambang batu Supu. Menurut informasi yang didapat dari penambang batu tersebut memang dahulu orang Korea pernah mempekerjakan dia untuk memburu, mencari batu Supu. Menurutnya batu Supu lebih indah dari batu Bacan sehingga harganya pun sangat mahal. Lalu dimanakah letak Supu? Supu adalah sebuah desa kecil yang terletak di ujung utara Pulau Halmahera tepatnya di kecamatan Loloda. Jika ditempuh dari Pulau Bacan maka Anda harus naik kapal kea rah utara berlabuh di Ternate selama 8 jam perjalanan laut. Dari Ternate menyeberang laut lagi selama 1 jam ke arah timur. Kemudian perjalanan darat ke arah utara menuju Tobelo selama 4 jam melewati jalan Trans Halmahera. Setelah sampai di Tobelo,
Anda harus naik kapal lagi ke arah utara berlabuh di Loloda selam 6 jam perjalanan laut. Jadi total lama perjalanan selama 19 jam jika langsung. Padahal tidak setiap jam ada kapal sehingga Anda perlu menginap. Ada berbagai jenis batu yang sangat indah yang berasal dari Loloda. Pada bulan Oktober tahun 2014 di Kabupaten Halmahera Utara pernah diadakan pameran batu mulia dan salah satu pemenangnya adalah beberapa batu yang berasal dari Loloda. Selain batu Loloda, ada batu Haltim yang berasal dari Kabupaten Halmahera Timur seperti batu Giok Haltim, batu Buli yang berwarna biru toska. Jenis batu mulia di Pulau Halmahera memang masih menjadi misteri karena belum semua wilayah dijamah oleh manusia. Ada baiknya batu mulia tersebut tetap tersimpan agar anak cucu kita kelak yang akan menemukannya sebagai bagian dari hasil harta kekayaan alam Indonesia.
Sejak cincin batu akik seperti batu Bacan diminati di seluruh nusantara, masyarakat di daerah Halmahera mendadak menjadi pemburu batu permata. Hampir dari berbagai macam latar belakang profesi menjadi pemburu batu permata seperti batu Bacan. Orang yang tadinya berkebun beralih profesi sehari-hari memasuki hutan, menggali tanah untuk mendapatkan batu permata seperti batu Bacan. Kebetulan kontributor infobacan tinggal di salah satu daerah di Halmahera sehingga menyaksikan langsung bagaimana fenomena batu akik ini sangat menakjubkan. Setiap hari ada saja orang membawa bongkahan batu dengan berbagais jenis untuk dipotong kemudian dijual. Selain menjadi pemburu batu permata semacam batu Bacan, sebagian orang yang memiliki cukup modal membuka usaha pemotongan dan pemolesan cincin batu akik Bacan.

Bagaimana tidak menggiurkan, jasa pemolesan batu Bacan atau pembuatan cincin batu akik Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk satu mata cincin. Bisa dibayangkan berapa omzet perharinya jika satu hari saja ada 10 orang yang memesan mata cincin akik batu Bacan. Dalam satu hari omzetnya sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) sehingga dalam satu bulan dapat meraup omzet Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah).
Sebenarnya batu Bacan yang selama ini dikenal oleh masyarakat adalah batu Bacan yang berasal dari Pulau Kasiruta dimana pulau ini terpisah dengan Pulau Halmahera. Hanya saja karena pulau Kasiruta ini terletak di wilayah pemerintahan Kabupaten Halmahera Selatan sehingga dikenal juga dengan Bacan Halmahera. Namun, mulai akhir tahun 2014 beredar informasi di masyarakat bahwa ada penemuan baru batu semacam batu Bacan di daerah Supu, Loloda, Kabupaten Halmahera Utara. Kontributor infobacan sendiri pernah bertemu langsung dengan penambang batu Supu. Menurut informasi yang didapat dari penambang batu tersebut memang dahulu orang Korea pernah mempekerjakan dia untuk memburu, mencari batu Supu. Menurutnya batu Supu lebih indah dari batu Bacan sehingga harganya pun sangat mahal. Lalu dimanakah letak Supu? Supu adalah sebuah desa kecil yang terletak di ujung utara Pulau Halmahera tepatnya di kecamatan Loloda. Jika ditempuh dari Pulau Bacan maka Anda harus naik kapal kea rah utara berlabuh di Ternate selama 8 jam perjalanan laut. Dari Ternate menyeberang laut lagi selama 1 jam ke arah timur. Kemudian perjalanan darat ke arah utara menuju Tobelo selama 4 jam melewati jalan Trans Halmahera. Setelah sampai di Tobelo,
Anda harus naik kapal lagi ke arah utara berlabuh di Loloda selam 6 jam perjalanan laut. Jadi total lama perjalanan selama 19 jam jika langsung. Padahal tidak setiap jam ada kapal sehingga Anda perlu menginap. Ada berbagai jenis batu yang sangat indah yang berasal dari Loloda. Pada bulan Oktober tahun 2014 di Kabupaten Halmahera Utara pernah diadakan pameran batu mulia dan salah satu pemenangnya adalah beberapa batu yang berasal dari Loloda. Selain batu Loloda, ada batu Haltim yang berasal dari Kabupaten Halmahera Timur seperti batu Giok Haltim, batu Buli yang berwarna biru toska. Jenis batu mulia di Pulau Halmahera memang masih menjadi misteri karena belum semua wilayah dijamah oleh manusia. Ada baiknya batu mulia tersebut tetap tersimpan agar anak cucu kita kelak yang akan menemukannya sebagai bagian dari hasil harta kekayaan alam Indonesia.